salju

Selasa, 16 Oktober 2012

Cerita Cinta Putih Abu-abu

Cinta Putih Abu-abu Ia sudah mengagumi perempuan itu sejak melihatnya membawakan acara di televisi. Wajahnya cantik, tutur kata teratur dan jelas, ditimpali dengan guyonan dan sindiran, yang tidak kampungan. “Senang berkenalan denganmu,” kata perempuan cantik presenter kenamaan itu. Awal perkenalan dalam suatu pesta,jabatan tangannya erat dan hangat. Sejak itu, keduanya menjadi akrab. Percakapan yang menyambung, kegemaran yang sama dan perasaan senasib, membuat mereka merasa saling membutuhkan. Telepon dan sms mewarnai hari-hari mereka. “Kamu tahu ? sejak kita dekat,hari-hariku tidak membosankan lagi.
Aku telah menemukan orang yang cocok. Aku sudah tidak peduli lagi, suamiku mau lembur atau tidak. Pulang ke rumah, aku tak pernah memikirkan lagi keinginan untuk punya anak. Aku hanya ingin malam cepat berlalu, agar esok bisa bertemu denganmu,” ucap perempuan cantik itu sambil meminum segelas gin. Malam itu, mereka minum sampai mabuk. "Maafkan aku. Aku hanya mencintaimu sebagai seorang kakak. Aku memang memujamu dan terima kasih kau bantu aku dari keterpurukan. Tanpa bantuanmu saat itu, mungkin aku sudah bunuh diri. Tapi aku tidak bisa menerima cintamu. Itu salah. Apa kata orang nanti, jika tahu kita bercinta. Aku tidak ingin karier menulisku hancur. Dan yang penting aku masih mencintai keluargaku. Aku bahagia bersama mereka,” ucap si penulis sambil berjalan pergi. Presenter cantik kenamaan itu terpana menatap kepergian wanita yang dicintainya. Hatinya serasa terbang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar